Dua minggu setelahnya, aku ditemani orangtuaku pergi ke Dokter untuk check up Hati ini berdebar kencang, mengingat apa yang akan ku lalui. Namun, aku siap dengan berbagai kemungkinan terburuk. Akhirnya, saat masuk ruang pemeriksaan, Dokter menyambutku dengan senyuman. "Bismillah yah, kita lihat hasilnya sama-sama." Ku lihat layar monitor, dan terpampang jelas ada makhluk kecil yang sedang berenang dengan aktif dalam rahimku. Alhamdulillah, akhirnya bakal janin sudah nampak dan sesuai dengan usianya. Akupun tak kuasa menahan tangis. Aku memeluk mamah yang sama-sama menangis. Setelahnya ku lanjutkan perjalanan kehamilan pertamaku dengan bahagia, optimis, dan berfikir positif. AKu sehat, anakku sehat, kami berdua sehat dan kuat. Menjalani trimester pertama dengan penuh drama membuat aku sangat peka dan insecure . Menginjak usia 18 minggu, aku dan suami mulai menerka-nerka jenis kelamin anak kami. Sungguh, dari awal memiliki keinginan untuk hamil. Hati ini sangat mendambakan ...